Rabu, 27 Juni 2012
Pulau Komodo Jadi Tujuh Keajaiban Dunia
JAKARTA - Penetapan Pulau Komodo dalam New7 Wonders of Nature bukanlah akhir dari dukungan masyarakat Indonesia. Berbagai langkah harus dikerjakan untuk menjadikannya objek wisata yang mendulang rezeki bagi masyarakat sekitar.
Ketua Yayasan Komodo Kita Emmy Hafild mengatakan bahwa kemenangan Pulau Komodo merupakan langkah awal dalam membangun kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). "Akan ada kerja sama beberapa pengusaha untuk membangun dan mengembangkan Pulau Komodo," ujarnya kepada wartawan pada acara "Pengumuman Konfirmasi Taman Nasional Komodo" sebagai salah satu pemenang New7Wonders of Nature, di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI), baru-baru ini.
Menurutnya, perlu ada masterplan untuk mengembangkan Pulau Komodo. "Masterplan ini akan lebih dititikberatkan kepada peningkatan sumber daya manusia sekitar dan sarana infrastruktur agar saat wisatawan datang, semua sudah siap," terangnya.
Pasalnya di satu sisi, dikatakan Emmy, saat ini kesejahteraan masyarakat NTT masih rendah. "Perlu memertimbangkan untuk mengembangkan aspek wisata guna meningkatkan devisa dan perekonomian Nusa Tenggara Timur," ujarnya.
Sementara dilansir dari Sindo, Duta Pulau Komodo Jusuf Kalla pada kesempatan yang sama menjelaskan, setelah melalui proses tahapan audit dukungan dan konfirmasi, tahapan berikutnya adalah inaugurasi formal di Pulau Komodo seperti yang telah berlangsung di Filipina dan Vietnam. Proses inaugurasi Pulau Komodo sebagai tujuh keajaiban alam dunia, kata JK, rencananya diresmikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
”Presiden sedang mencari tanggal yang tepat di bulan ini untuk datang dan meresmikan Pulau Komodo,” tandasnya.
Tahapan berikutnya, lanjut JK, menggelar kampanye internasional agar New7 Wonders ini lebih dikenal lagi. Terakhir, perbaikan seluruh fasilitas di Pulau Komodo sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jika saat ini dalam sehari hanya terdapat lima penerbangan melalui Labuhan Bajo, ke depan ditargetkan ada 10 penerbangan.
”Jadi masih ada tiga tahapan yang harus kita lalui,” jelasnya.
Pulau Komodo masuk menjadi bagian dari tujuh keajaiban dunia dengan meraup dukungan melalui pesan singkat (SMS) sebanyak 200 juta lebih. JK berharap terpilihnya Pulau Komodo masuk tujuh keajaiban alam dunia meningkatkan kunjungan wisata ke NTT, minimal 1.000 orang per hari.
”Bandara diperpanjang, rumah sakit dan jalan akan diperbaiki,” ucapnya.
Peningkatan SDM masyarakat juga akan dilakukan seperti membuka kursus bahasa Inggris dan pemberian pelatihan untuk menjadi guide. Sejumlah investor, yayasan, dan universitas siap membantu perbaikan dan peningkatan SDM masyarakat di sekitar Pulau Komodo.
Sumber : http://travel.okezone.com
Menyusuri Jalan Karangan Bunga dan Surga Cinderamata di Jantung Kota Jogja
Matahari bersinar terik saat ribuan orang berdesak-desakan di sepanjang Jalan Malioboro. Mereka tidak hanya berdiri di trotoar namun meluber hingga badan jalan. Suasana begitu gaduh dan riuh. Tawa yang membuncah, jerit klakson mobil, alunan gamelan kaset, hingga teriakan pedagang yang menjajakan makanan dan mainan anak-anak berbaur menjadi satu. Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya rombongan kirab yang ditunggu pun muncul. Diawali oleh Bregada Prajurit Lombok Abang, iring-iringan kereta kencana mulai berjalan pelan. Kilatan blitz kamera dan gemuruh tepuk tangan menyambut saat pasangan pengantin lewat. Semua berdesakan ingin menyakasikan pasangan GKR Bendara dan KPH Yudhanegara yang terus melambaikan tangan dan menebarkan senyum ramah.
Itulah pemandangan yang terlihat saat rombongan kirab pawiwahan ageng putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X lewat dari Keraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan. Ribuan orang berjejalan memenuhi Jalan Malioboro yang membentang dari utara ke selatan. Dalam bahasa Sansekerta, malioboro berarti jalan karangan bunga karena pada zaman dulu ketika Keraton mengadakan acara, jalan sepanjang 1 km ini akan dipenuhi karangan bunga. Meski waktu terus bergulir dan jaman telah berubah, posisi Malioboro sebagai jalan utama tempat dilangsungkannya aneka kirab dan perayaan tidak pernah berubah. Hingga saat ini Malioboro, Benteng Vredeburg, dan Titik Nol masih menjadi tempat dilangsungkannya beragam karnaval mulai dari gelaran Jogja Java Carnival, Pekan Budaya Tionghoa, Festival Kesenian Yogyakarta, Karnaval Malioboro, dan masih banyak lainnya.
Sebelum berubah menjadi jalanan yang ramai, Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya. Jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor DPRD). Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa menjadikan Malioboro sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu.
Melihat Malioboro yang berkembang pesat menjadi denyut nadi perdagangan dan pusat belanja, seorang kawan berujar bahwa Malioboro merupakan baby talk dari "mari yok borong". Di Malioboro Anda bisa memborong aneka barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik, cinderamata unik, batik klasik, emas dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri. Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.
Selain menjadi pusat perdagangan, jalan yang merupakan bagian dari sumbu imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi ini pernah menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan Umbu Landu Paranggi. Dari mereka pulalah budaya duduk lesehan di trotoar dipopulerkan yang akhirnya mengakar dan sangat identik dengan Malioboro. Menikmati makan malam yang romantis di warung lesehan sembari mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla Project akan menjadi pengalaman yang sangat membekas di hati.
Malioboro adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan hingga kini.
Keterangan: Karnaval dan acara yang berlangsung di Kawasan Malioboro biasanya bersifat insidental dengan waktu pelaksanaan yang tidak menentu. Namun ada beberapa kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun seperti Jogja Java Carnival yang selalu dilaksanakan tiap bulan Oktober, Festival Kesenian Yogyakarta pada bulan Juni hingga Juli, serta Pekan Kebudayaan Tionghoa yang dilaksanakan berdekatan dengan perayaan tahun baru China (Imlek).
Sumber : http://www.yogyes.com
Senin, 25 Juni 2012
WISATA BUDAYA MELAYU KABUPATEN LINGGA
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS9IIDd1EIU-N-fsIfssr_oRsho6NqbvdAbqjXQsRQmAplgvB0ZsJrX6ZZn9EOn6ecKefyrXwYkXjVS95IMQxaxd0GAu4sVh4EbadJLMsKpTN46aRxKYDU3uX9HpUx1KpwgGgnXMlzJmqf/s320/images+%25287%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiztOm3zzp5sYfss_JPBj8_ks1u4RJtg0uM85upyEQjZJn_WoAoXZw6FEVsZQmHT-nz1NmbWqgEC-8Qha3kYKMk8p95hvwNgHzCq9MtNABHtcOTeESfjONk9zoXmasIosUF2iRTuKHRqr-L/s320/images.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZKgUvoxyqKNKtw-QBvkvFMaD5NlUUL8O71OyZCAmt8ARPFp8XMVNP5DdcQar-yFTlWI0By1kl1fwKAuOJDzoUJAgjHndcjahS4T3yhXsGOMFT5qqyJuvSNSpBYzwVrf6NktmcJvh4du31/s320/images+%25281%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha0AeyHLQ4Zq7XnMdapvFNVFhJLSLwszYBLFoGySdFokk02cfBUfksCN1WXhyKinOrUYrNpWVE8lv5eyx9BKaglv4c7ndzIln7UtnGfnHhj4p1j7MUNOovo7teJW6Sr-FR3S2ey1jt8fY5/s320/PC160247-150x150.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt8m3seC9lVYcYXqM3QUBSNAUVjZvbPl1GcLRH-FfW_BPSXXOnEGMxnff6InI5oGoGOm2y-rKUQ6qtLXKBJPJ14PJQb291bOHmxfepX-_cJsW2G5vnRWhyswLJl9DpTZWjoRLapJGxA_y7/s320/images+%25282%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq-nWxlNujCoIO2u0LJ27nZxNSNxwZgNZmu-OZZOmwJG9dNvWb4ZhPWkQZbuOEdwOYfj_fQ66a2dJ3RIg70ctLXRKiftQOfC4eiornpgyQQuLj9CRYrK3L9A08L4-3vFB2v6OKKr0efmcT/s320/images+%25283%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWcy5oygat9XuR57HzxWKbHOGquOycBjhovU8ZXqR2F2OUZ7-rZUgwF2GuAPL_x1lFvF_0Ng8-VLF1u_4zCfehvmG48dk2oorX4IK_zSqll1ZgJyPOh4lwhdJc_zxm0U4IDChSjRlkErez/s320/images+%25284%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCQj2MueoVTAiPF83XNFIvqNH-loqP7CyLD-doWMFvhsiGsQVbYHM7lue3_vhGBrTeDAMzbk3VAtoCMhdxbdKw1GITCEVKaLbAqpn6DiwNKfYaj5b3ZAjlt8AKquvwYZWakhR773GwpLBy/s320/images+%25285%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoBVw4fo30gQVuJv1so2itoJARFLk_YUak99yqrYwDDriWULyNnhEFRO2gLNqpxW4ASY3GwgnJrcjQtVBaDIwY0Ck4MTSLeSaIZ8pT0gRBvwLpL9mu3RYh0ZW54c4WzZNCl6xJnuSrwvmB/s320/images+%25286%2529.jpg)
Jumat, 22 Juni 2012
WISATA KOTA TUA
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUx2N5TY-IGeOTjY2HkifSnJ0du1OQFapZWqjV_6JyyKeryGJChpqt0Nws-ojlnAMmp-6ZqyNMEBx9s2YpBsEzt7gnZn0rtnA4vj_oaapmxqnQ2Xeh53ZQH2OZAhVAz53rYtB1QhhYPMz8/s320/gambar-advetorial-62.jpg)
KARINDING ALAT MUSIK YANG TERLUPAKAN
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPBb_QI5aUKvyJ08eThXOpoTq9f9pAA8mQJDrEoxfdONc8l5n93JfDo2k2kzpCtiyyFLGH8HX8ykSjDS4HDR9MwRV4lSbzlRkKz0v1F40wqPqBNpXvyVbUkWREDvV9oPATUWJluatZJxk_/s320/karinding-01.jpg)
Langganan:
Postingan (Atom)